Buku Persamaan Ic Dan Transistor Game
– Bagi setiap teknisi dan monitor crt mungkin sering mengalami kesulitan dalam mencari sparepart transistor horizontal pengganti jika transistor aslinya mengalami kerusakan dan sulit di dapat atau sudah tidak keluar di pasaran maupun service center. Karena kemungkinan atau biasanya transistor yang asli di pasaran sulit didapat, maka solusinya harus mencari persamaan untuk menggantinya.
Modul 05: Transistor Penguat Common-Emitter Reza Rendian Septiawan April 2, 2015 Transistor merupakan komponen elektronik yang tergolong kedalam komponen aktif. Transistor banyak digunakan sebagai komponen dasar penyusun rangkaian atau komponen terintegrasi aktif lainnya. Terdapat banyak jenis transistor, namun secara garis besar transistor dapat dikelompokkan kedalam dua keluarga besar, yaitu keluarga bi-junction transistor (BJT) dan keluarga fieldeffect transistor (FET).
Daftar Transistor Horizontal C5143 C5149 C1711 C5296 D1652 D1651 D2499 D1556 D1555 D1554 D1553 D1881 D1880 D1897 D1877 D1876 D1878 KA780 9 Daftar Transistor power supply C4932 C4237 C5144 C5460 D1655 D1887 D1886 D1885 D1884 D1883 D1882 D1710 D1656 D5703 D2498 Daftar IC Power Supply STR-W6753 STR-W6754 STR-W6756 STR-S6706 STR-F6653 STR-F6654 STR.
Dalam praktikum kali ini kita akan menggunakan transistor dari keluarga BJT. 1 1.1 Teori Singkat Gambar 1: Struktur dari BJT tipe npn dan pnp (diambil dari buku ”Fundamentals of Analog Circuits, 2nd edition” oleh Thomas L. Floyd dan David Buchla). Karakteristik Bi-junction Transistor BJT, sesuai namanya, merupakan transistor yang terdiri dari dua sambungan p-n dioda.
BJT dapat berupa transistor tipe npn dan transistor tipe pnp. Transistor memiliki tiga buah kaki, yaitu kaki Base, Collector, dan kaki Emitter. Prinsip kerja dari transistor secara simpel adalah, dengan adanya arus yang mengalir dari kaki Base ke Emitter (atau dari Emitter ke Base pada transistor pnp), maka arus yang lebih besar akan mengalir dari kaki Collector ke Emitter (atau sebaliknya pada transistor pnp).
Untuk kesederhanaan penjelasan, maka secara default yang dibahas adalah transitor tipe npn. Untuk dapat bekerja, pada transistor tipe npn sambungan BE diberikan tegangan panjar maju dan sambungan BC diberikan tegangan panjar mundur. Arus yang melewati transistor memenuhi persamaan arus total transistor sebagai berikut: IE = IC + IB Gambar 2: Simbol dari BJT tipe npn dan pnp (diambil dari buku ”Fundamentals of Analog Circuits, 2nd edition” oleh Thomas L. Floyd dan David Buchla). (1) 1 Modul 05: Transistor halaman 2 dengan IC = βDC IB (2) Namun karena IB ≪ IC, maka kita dapat mengasumsikan bahwa IE ∼ = IC. Asumsi tersebut sangat berguna dalam melakukan analisis terhadap rangkaian transistor. Karena sambungan BE merupakan sambungan pn biasa seperti pada dioda, maka terdapat perbedaan tegangan antara kaki Base dengan Emitter sebesar VBE = 0.7 V.
Rangkaian bias paling sederhana untuk transistor dapat dilihat pada Gambar 3: Gambar 4: Karakteristik I-V pada sambungan BE (diambil dari buku ”Fundamentals of Analog Circuits, 2nd edition” oleh Thomas L. Floyd dan David Buchla). Gambar 3: Rangkaian bias pada transistor npn (diambil dari buku ”Fundamentals of Analog Circuits, 2nd edition” oleh Thomas L.
Floyd dan David Buchla). Tegangan pada kaki Collector dapat dihitung dengan menggunakan: VC = VCC − IC RC (3) dan tegangan pada kaki Base adalah: VB = VE + VBE = VE + 0.7 V (4) sehingga arus kaki Base adalah: IB = VBB − VB RB (5) Gambar 5: Karakteristik I-V pada sambungan CE Karakteristik pada sambungan BE mirip seperti (diambil dari buku ”Fundamentals of Analog Cirdioda biasa. Sesuai dengan persamaan 2, besarnya cuits, 2nd edition” oleh Thomas L. Floyd dan arus pada kaki Collector bergantung pada besarnya David Buchla). Penguatan DC βDC dan besarnya arus pada kaki Base. Namun arus Collector juga bergantung terhadap besarnya perbedaan tegangan antara kaki Collector dengan kaki Emitter VCE. Kurva karakteristik dari Collector dapat dilihat pada Gambar 5.
FI-5283: Rangkaian Analog dan Digital Modul 05: Transistor 1.2 halaman 3 Garis Beban DC Saat arus pada kaki Base IB = 0, maka transistor berada pada kondisi cutoff, yaitu kondisi saat tidak ada arus yang melewati sambungan CE, sehingga tegangan VCE akan sama dengan tegangan VCC. Saat sambungan BE berada pada kondisi panjar maju dan arus BE bertambah, maka besarnya arus Collector akan bertambah, sehingga jatuh tegangan pada kaki RC akan akan semakin besar, mengakibatkan tegangan VCE akan semakin menurun, dan pada kondisi saturasi, tegangan Collector akan sama dengan teganan Emitter VCE = 0. Kondisi saturasi pada rangkaian tersebut tercapai pada: IC(sat) = VCC RC (6) Saat arus Base sudah cukup besar untuk membuat rangkaian pada kondisi saturasi, pertambahan arus Base yang lebih besar tidak akan mempen- Gambar 7: Contoh rangkaian uji DC untuk transistor dan kurva kerjanya (diambil dari buku ”Fungaruhi arus Collector lebih lanjut.